Apa dan siapa Dajjal itu?




Asal-Usul Keluarganya: Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya “Minal Munzharin” seperti halnya Nabi Isa as yg di angkat oleh Alloh Ta’ala ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah Al-Munawwaroh. Sama juga halnya dengan Iblis yg di tangguhkan kematiannya sehingga Qiamat nanti.
Dajjal ayahnya seorang yg tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung. Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapanya ialah seorang Dukun Yahudi yang di kenali dengan “syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dengan jelas.

Sifat Badannya:

Hadist Huzaifah ra berkata: Rosululloh SAW, telah bersabda, Maksud Hadist: “Dajjal ialah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Surga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Surga dan Surganya pula ialah Neraka” (Sahih Muslim).
Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadist Rosululloh SAW, diantaranya:
”…Seorang yg kelihatannya masih muda, Berbadan Besar dan agak kemerah-merahan, Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yang rimbun”. Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua, Pertama: Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat. Kedua: Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapatdibaca oleh setiap orang Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadist riwayat Atthabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yang terakhir ini belum ada pada dirinya.
Tempat Tinggalnya Sekarang:
Menurut riwayat yg shohih yg disebutkan dalam kitab Shohih Muslim, “bahwa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah””. Terdapat hadist mengenainya.. tetapi terlalu panjang utk ditulis.. Dari Hadist ini jelaslah bagi kita bahwa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Alloh Ta’ala untuk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah disebelah Timur bukan di Barat.

Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya:

Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh hari saja. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dengan setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu dan hari-hari selanjutnya sama seperti hari-hari biasa. Jadi keseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan kerusakan itu ialah 14 bulan dan 14 hari. Dalam Hadis riwayat Muslim disebutkan: Kami bertanya, Maksud Hadist: “Wahai Rosululloh! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka bumi ini? Nabi SAW, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yang pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (37hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa. Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rosululloh! Di hari yg panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sholat sehari saja (5waktu saja). Nabi SAW, menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dengan menentukan kadar yg penyesuaian bagi setiap sholat..”
Maksud hadist tersebut, yaitu supaya kita mengira jam yg berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kitalakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sholat Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sholat Dhohor, maka hendaklah kita sholat Dhohor, dan apabila ia telah berlalu selepas sholat Dhohor itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sholat Asar Begitulah seterusnya waktu Sholat Maghrib, Isya’ dan Subuh seterusnya hingga habis hari yg panjang itu sama panjangnya dgn masa satu tahun dan bilangan sholat pun pada sehari itu sebanyak bilangan sholat setahun yang kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga.

Fitnah Dajjal:

Dajjal telah diberi peluang oleh Alloh Ta’ala untuk menguji umat ini. Oleh kerana itu, Alloh Ta’ala memberikan kepadanya beberapa kemampuan yg luar biasa. Diantara kemampuan Dajjal ialah:
1.Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya.
Benda-benda beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Alloh Ta’ala dengan kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilanda paceklik. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Maka daerah mana yg percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlah kamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada orang yang bersekutu dengan Dajjal. Manakala penduduk yg tidak mau bersukutu dgn Dajjal.. mereka akan tetap berada dalam kebuluran dan kesusahan.
Ada pula diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan orang yang tidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran. Dalam hal ini, para sahabat Rosullulloh SAW, bertanya: “Jadi apa yg dimakan oleh orang Islam yg beriman pada hari itu wahai Rosululloh?” Nabi menjawab: “Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan” (Ibnu Majah).
2.Ada bersamanya Surga dan Neraka.
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama surga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman orang Islam kerana hakikat yg benar adalah sebalik dari apa yg kelihatan. Apa yg dikatakan Surga itu sebenarnya Neraka dan apa yg dikatakannya Neraka itu adalah Surga.
3.Kemampuan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya.
Kemampuan yg dimaksudkan ini tidak ada pada kendaraan orang dahulu. Kalau hari ini maka bolehlah kita mengatakan kemampuan itu seperti kemampuan jet-jet tempur yg digunakan oleh tentera udara atau lebih pantas lagi dari pada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuh dalam satu jam, Kami (shohabat) bertanya: “Wahai Rosululloh! Bagaimana kemampuan perjalanannya diatas muka bumi ini?” Nabi menjawab: “Kemampuan perjalanannya adalah seperti kemapuan “Al Ghaist” (hujan atau awan) yang dipukul oleh angin yang kencang” (Muslim).
Namun dengan begitu hebatnya, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua kota suci umat Islam yaitu, Makkah Al Mukarromah dan Madinah Al Munawwaroh.
4.Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya.
Syaitan juga akan berkualisi membantu rajanya (Dajjal). Bagi syaitan, inilah masa dan kesempatan yang terbaik untuk menyesatkan lebih banyak lagi anak cucu Adam as.

Sebelum Hari Akhir




Rasulullah Saw. bersabda :
إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ، فَذَكَرَ
الدُّخَانَ، وَالدَّجَّالَ، وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ
وَيَأْجُوجَ ،n مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ
وَمَأْجُوجَ، وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ
وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ
ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى
مَحْشَرِهِمْ

“Sesungguhnya TIDAK AKAN TERJADI KIAMAT HINGGA KALIAN MELIHAT 10 MACAM TANDA. Kemudian Nabi Shalallahu’alaihiwassallam menyebutkan: MUNCULNYA DAJJAL, BINATANG (keluar dari dalam bumi), MATAHARI terbit dari barat, ISA BIN MARYAM TURUN KE BUMI, KELUARNYA YA’JUJ DAN MA’JUJ, TERJADI TIGA KHUSUF yaitu di timur, barat, dan jazirah Arab. Lantas akhir semua itu MUNCUL API DARI NEGERI YAMAN yang menghalau manusia ke tempat berkumpul mereka.” (Shahih Muslim, Kitabu Al-Fitan wa Asyrathu As-Sa’ah)

Dalam Riwayat Shahih Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Laa Yadkhulu Ad Dajjal Al Madinah 13 : 101.
Dari Abu Sa’id Al Khudri Ra, disebutkan bahwa lelaki yang dibunuh oleh DAJJAL ini adalah orang terbaik yang keluar dari Madinah untuk menghadapi DAJJAL, lalu berkata kepadanya, ” Aku bersaksi bahwa engkau adalah DAJJAL yang telah dijelaskan beritanya kepada kami oleh Rasulullah Saw. Lalu DAJJAL menjawab, apakah pendapat Anda jika aku bunuh orang ini, kemudian kuhidupkan kembali. Apakah Anda masih meragukan urusan ini ?” ( yakni tentang pengakuan DAJJAL sebagai TUHAN ). Lalu orang2 menjawab, “tidak !! Kemudian DAJJAL membunuhnya dan menghidupkannya kembali. Kemudian Lelaki itupun berkata, “DEMI ALLAH, TIDAK ADA ORANG YANG LEBIH MENGERTI TENTANG ENGKAU PADA HARI INI SELAIN AKU.” Lantas DAJJAL hendak membunuhnya, tetapi dia tidak mampu.

Rasulullah Saw. bersabda : Wahai sekalian Manusia !! Sesungguhnya TIDAK ADA FITNAH DI MUKA BUMI INI SEMENJAK ALLAH MENCIPTAKAN KETURUNAN ADAM YANG LEBIH BESAR DARI FITNAH DAJJAL. Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang Nabi, melainkan telah memperingatkan kaumnya akan fitnah DAJJAL. ( Shahih Bukhari ).
Mengenai DAJJAL yg teriwayatkan dalam nash hadits adalah : seorang lelaki, berkulit kemerahan, berambut sangat keriting, buta mata kanannya, dan didahinya tertulis “KAFIR”, demikian diriwayatkan pada : Shahih Muslim hadits no.166, 169 dan masih banyak lagi riwayat shahih serupa.

Dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw. bersabda,
« وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا » . ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا )
“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. SESUNGGUHNYA TELAH DEKAT MASANYA NABI ISA AL MASIH PUTRA MARYAM AKAN TURUN DITENGAH-TENGAH KALIAN. Dia akan menjadi Hakim yang adil, dan MENGHANCURKAN SALIB, MEMBUNUH BABI, menghapus jizyah (upeti), harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah, pen), dan sujud seseorang lebih disukai daripada dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka:
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
“TIDAK ADA SEORANGPUN DARI AHLI KITAB, kecuali AKAN BERIMAN KEPADANYA (ISA) SEBELUM KEMATIANNYA. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’: 159)”
“Menurut Tafsir Ibnu Jarir Ath Thobari, “Mereka seluruhnya akan membenarkan Nabi Isa ketika ia turun ke dunia untuk membunuh Dajjal. Sehingga ketika itu agama hanya ada satu yaitu agama Islam yang lurus, agama Ibrahim.
Abu Malik mengatakan bahwa yang dimaksud adalah ketika Isa bin Maryam turun, yaitu tidak ada satu pun ahli kitab yang tersisa kecuali mereka akan beriman pada Nabi Isa.
Al Hasan mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah sebelum kematian Nabi Isa dan -demi Allah- Nabi Isa saat ini masih hidup, berada di sisi Allah. Ketika beliau turun lagi ke bumi, semua pasti akan mengimani beliau. Qotadah mengatakan maksud ayat ini adalah sebelum kematian Isa dan jika beliau turun ke muka bumi, semua agama akan beriman pada beliau.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa ketika Isa bin Maryam turun lagi ke bumi, ia akan membunuh Dajjal. Lalu tidak akan tersisa lagi seorang pun Yahudi kecuali akan beriman padanya.

Firman Allah Ta’ala tentang Nabi Isa Al Masih Putra Maryam;
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (158)
“Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih Isa putra Maryam, Rasul Allah, PADAHAL MEREKA TIDAK MEMBUNUHNYA dan TIDAK PULA MENYALIBNYA, tetapi YANG MEREKA BUNUH ADALAH ORANG YANG DISERUPAKAN DENGAN ISA bagi mereka. SESUNGGUHNYA ORANG2 YANG BERSELISIH PAHAM TENTANG (PEMBUNUHAN) ISA, BENAR2 DALAM KERAGU-RAGUAN TENTANG YANG DIBUNUH ITU. Mereka TIDAK MEMPUNYAI KEYAKINAN TENTANG SIAPA YANG DIBUNUH ITU, KECUALI MENGIKUTI PERSANGKAAN BELAKA, mereka TIDAK PULA YAKIN BAHWA YANG MEREKA BUNUH ITU ADALAH ISA.
Tetapi (yang sebenarnya), ALLAH TELAH MENGANGKAT ISA kEPADA-NYA. Dan adalah Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana
” (QS. An Nisa’: 157-158)

Allah Ta’ala juga berfirman,
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku.” (QS. Ali Imran: 55)
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan, Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkanmu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa… (QS Al Maidah: 110)
Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah salah seorang di antara orang-orang yang saleh. (QS Ali Imran: 46)
Berkata Isa: “SESUNGGUHNYA AKU INI HAMBA ALLAH, Dia memberiku Alkitab ( INJIL ) dan DIA MENJADIKAN AKU SEORANG NABI,dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) SHALAT dan (menunaikan) ZAKAT selama aku hidup; dan BERBAKTI kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. ITULAH ISA PUTERA MARYAM, yang MENGATAKAN PERKATAAN YANG BENAR, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. TIDAK LAYAK BAGI ALLAH MEMPUNYAI ANAK, MAHA SUCI DIA. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadaNya: “Jadilah”, maka jadilah ia. (QS. Maryam: 30-35)

ALMAHDI adalah dari keturunan Rasul saw, mengenai hadits shahih yg mengatakan bahwa Almahdi adalah NABI ISA PUTRA MARYAM adalah hadits Munqathi’, hadits yg mengatakan Almahdiy adalah dari Keturunan Rasul saw Ashahhu (lebih shahih), (Tafsir Imam Qurtubiy Juz 8 hal 122)
( Al Fathur Robbani Tartib Musnad Ahmad 24 : 85-86 ) Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Saw. DAJJAL akan keluar pada waktu AGAMA SUDAH TIDAK DIPERHATIKAN dan ILMU AGAMA SUDAH DITINGGALKAN ORANG. Kemudian TURUNLAH NABI ISA AL MASIH PUTRA MARYAM , lalu beliau MENYERU PADA WAKTU SAHUR dengan mengatakan, WAHAI MANUSIA !!! APAKAH YANG MENGHALANGI KAMU UNTUK KELUAR MENGHADAPI PEMBOHONG YANG BURUK INI ?! mereka berkata, Ini seorang lelaki bangsa Jin. Lalu mereka keluar, TIBA2 MEREKA JUMPAI NABI ISA AL MASIH PUTRA MARYAM, LANTAS DI IQOMATI UNTUK SHOLAT dan orang2 pun berkata kepada beliau, “SILAHKAN ANDA MAJU UNTUK MENJADI IMAM, WAHAI RUH ALLAH, ” Beliau menjawab, HENDAKLAH IMAM KALIAN SAJA YANG MAJU KEDEPAN UNTUK MENGIMAMI SHOLAT. “Ketika NABI ISA PUTRA MARYAM selesai menunaikan SHOLAT SHUBUH, orang2 keluar menemui beliau. KEMUDIAN SANG PEMBOHONG ( DAJJAL ) MELIHAT NABI ISA AL MASIH PUTRA MARYAM LANGSUNG MELELEH SEPERTI MELELEHNYA GARAM DALAM AIR. LALU NABI ISA AL MASIH PUTRA MARYAM MENUJU KEPADA DAJJAL DAN MEMBUNUHNYA, hingga POHON2 dan BATU2 BERKATA, “WAHAI RUH ALLAH !! INI ADA ORANG YAHUDI !! MAKA TIDAK ADA SEORANG YANG MENGIKUTI DAJJAL MELAINKAN DIBUNUHNYA.
Bila kalian melihat keluarnya PASUKAN MEMBAWA BENDERA HITAM dari KHURASAN, maka datangilah walau dengan merangkak, sungguh dalam pasukan itu TERDAPAT KHALIFATULLAH ALMAHDI”. Hadits ini memenuhi persyaratan Shahih Bukhari dan Muslim. (Mustadrak ‘alaa Shahihain hadits no.8531).

Sabda Rasul saw : “TAK AKAN DATANG HARI KIAMAT, SAMPAI PERMUKAAN BUMI DIKUASAI OLEH SEORANG LELAKI DARI AHLULBAITKU, namanya sama dengan namaku ( MUHAMMAD ) dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku ( ABDULLAH ), maka ia memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran” (Shahih Ibn Hibban hadits no.6824)
Bila kebangkitan ALmahdiy, maka ia akan menundukkan Qastantiniyyah (Konstantinopel) dan mengalahkan mereka. (Tafsir Imam Attabari juz 1501)

Khotbah Jumat : Mensyukuri Nikmat Al Quran

 mensyukuri nikmat alquran

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
Khotbah Pertama
Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah Ta’ala
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, menaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena sesungguhnya kita dinilai bukan karena bentuk fisik kita yang tampan atau cantik atau juga harta kita yang berlimpah, Allah hanya melihat ketakwaan di hati kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta benda kalian, tetapi Allah memperhatikan hati dan amal-amal kalian”. (HR. Muslim no. 415)
Dan orang yang paling mulia diantara kita juga adalah orang yang paling bertakwa, walaupun manusia terkadang merasa, sekali lagi merasa, ketika mereka kaya memiliki fisik yang rupawan, maka mereka adalah orang yang mulia.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhitung sedari kita di dalam kandungan ibu kita hingga kita di usia saat ini. Hati manusia yang baik, apabila ada seseorang yang berbuat baik kepadanya, maka ia akan merasa suka dengan orang yang telah berbuat baik tersebut, padahal tidak setiap waktu orang itu berbuat baik kepadanya. Bagaimana pula dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kebaikan tak hingga kepada kita hari demi hari.
Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi kita, kekasih kita, penyejuk hati kita, Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.


Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah Jalla wa ‘Ala
Allah Ta’ala telah menganugerahkan kita Al Quran, kitab yang mulia, yang Allah khususkan hanya untuk umat Muhammad. Kitab suci yang paling mulia dibanding kitab suci-kitab suci lainnya yang pernah Allah turunkan dalam perjalanan para nabi dan para rasul yang berjumlah puluhan ribu. Dan Allah pilihkan kitab suci tersebut untuk Rasul-Nya yang paling mulia dan Allah pilihkan kita dari milyaran manusia untuk menjadi umat Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berhukum di bawah naungan Al Quran. Namun jamaah yang dirahmati oleh Allah, pernahkah kita terpikir bagaimana mensyukuri nikmat Al Quran yang telah Allah anugerahkan atau bahkan kita tidak pernah merasa bahwa Al Quran itu adalah kenikmatan.
Mensyukuri nikmat Al Quran adalah dengan cara:
Pertama, membaca dan menadabburinya.
Hadis-hadis tentang keutamaan membaca Al Quran sangatlah banyak di antaranya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Dengan membaca Al Quran seseorang akan memperoleh keutamaan yang besar, memperoleh pahala kebaikan dengan duduk tanpa berpeluh, ketika membaca Al Quran, maka satu hurufnya Allah berikan satu kebaikan lalu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Surat Al-Fatihah yang kita baca sehari-hari saja terdiri dari 113 huruf lalu dikalikan 10, maka menjadi 1130 kebaikan, bayangkan! Hal ini bukan berarti kita mematematikan amal kebaikan, tapi inilah wujud dari rahmat Allah dan betapa pemurahnya Rabb kita, yang memotivasi kita dengan pahala yang sangat banyak. Dalam hadis yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
Jamaah yang dirahmati oleh Allah, mungkin di antara kita ada yang memiliki keterbatasan dalam membaca Al Quran, bacaannya belum baik atau bahkan belum lancar. Anda yang mengalami permasalahan demikian janganlah merasa jenuh untuk membaca Al Quran, janganlah Anda merasa capek lalu meninggalkan membaca Al Quran, Allah beri ganjaran orang-orang yang belum lancar membaca Al Quran dengan dua pahala; pahala membaca Al Quran dan pahala bersusah payah dalam membacanya. Ketika Anda sudah terbiasa dan memiliki bacaan yang baik sesuai dengan tajiwidnya, maka Allah sejajarkan Anda dengan makhluk yang mulia, malaikat, makhluk yang selalu menaati Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya.
Kemudian selanjutnya adalah, menadabburi Al Quran. Inilah fungsi Al Quran diturunkan, agar kita merenungi isi kandungannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)
Inilah tujuan utama diturunkannya Al Quran, agar kita merenungi kandungan ayat-ayatnya. Seandainya bapak-bapak dan jamaah sekalian mendapatkan surat dari seseorang entah itu berisi tentang hadiah jutaan dolar, atau jalan-jalan keliling dunia, mendapat tempat yang mewah atau yang lain sebagainya, namun orang tersebut sengaja membuat surat tersebut dalam bahasa asing yang Anda tidak paham, taruhlah bahasa Inggris. Orang tersebut menginginkan agar Anda sedikit berusaha menerjemahkan arahan dia, sebelum mendapatkan sesuatu yang sangat berharga.
Atau Anda mendapatkan surat dari istri tercinta, atau anak-anak atau bahkan orang tua Anda yang lama tidak berjumpa dan Anda sangat rindu dengan pertemuan bersama mereka. Namun surat tersebut diabuat dalam bahasa asing, apakah Anda tetap berusaha memahaminya? Saya kira dari kedua contoh di atas, Anda akan berusaha memahaminya dengan menerjemahkannya.
Bagaimana pula kiranya surat tersebut datang dari Rabb semesta alam, Rabb yang menciptakan kita semua, memberi rezeki, yang kita sembah, dan sangat kita cintai, adakah yang mau memahami atau mengerti isi surat dari Rabb semesta alam ini. Ia memaparkan petunjuk di dalam Al Quran agar kita mendapatkan kenikmatan yang sangat besar yaitu surga, apakah kita hanya berdiam diri, rela tidak mengerti kandungan Al Quran sampai ajal menjemput kita, kita pun tidak tahu apa itu isi Al Quran, wa’iyadzubillah.

Apalagi di zaman sekarang sudah banyak Al Quran terjemah untuk memahami artinya, sudah banyak buku-buku tafsir Al Quran untuk memahami kandungannya, sejauh manakah usaha kita? Kita memohon taufik kepada Allah agar mengaruniakan kita semangat untuk membaca dan memahami Al Quran yang mulia.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

Khotbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Ta’ala
Pada khotbah yang pertama, telah khotib sampaikan betapa besarnya karunia Allah bagi orang yang mau membaca Al Quran dan betapa pentingnya menadabburi ayat-ayat Al Quran, merenungi isi kandungan firman Rabb kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada khotbah yang kedua ini, khotib akan sampaikan tentang mengamalkan isi kandungan Al Quran.
Sebuah konsekuensi logis, ketika seseorang merenungi kandungan Al Quran, maka akan muncul motivasi yang besar dalam dirinya untuk mengamalkan isinya, termotivasi untuk mendapatkan karunia yang Allah janjikan berupa surga, dan takut akan adzab di neraka. Ya, itulah yang muncul di dalam hati seseorang ketika dia merenungi isi kandungan Al Quran.
Seseorang yang telah mengetahui isi kandungan Al Quran namun tidak mengamalkannya adalam adalah seperti orang-orang Yahudi yang Allah sebut mereka seperti keledai.
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِئَايَاتِ اللهِ وَاللهُ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS. Al-Jumu’ah: 5)
Dalam surat Al-Fatihah bahkan Allah sebut orang-orang Yahudi ini sebagai golongan yang “maghdub” dan Allah melarang kita meniru mereka.
Seorang sahabat nabi, Abu Darda’ radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan ialah apabila aku berdiri pada hari kiamat untuk dilakukan penghitungan amalan, Allah mengatakan kepadaku, “Engkau telah berilmu, lalu apa yg telah engkau amalkan dengan ilmumu?”
Dan ketika seseorang mengamalkan ilmunya, maka hidayah tersebut akan senantiasa Allah tambah, semakin Allah berikan rasa kenikmata beribadah kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
“Dan orang-orang yang tetap mencari petunjuk maka Allah akan tambahkan kepada mereka petunjuk dan Allah anugerahkan kepada mereka ketakwaan.” (QS. Muhammad: 17)
Demikianlah jamaah yang dirahmati Allah. Mari kita mensyukuri nikmat Al Quran dengan membaca, mendabburi, dan mengamalkannya. Jangan sampai kenikmatan yang begitu besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ini kita sama sekali tidak mendapatkan bagian darinya. Dan jangan sampai kita menjauhi Al Quran yang kemudian Allah kunci hati kita, Allah tutupi hati kita, sehingga kita tidak mendapatkan hidayah dan akhirnya di akhirat kita termasuk orang-orang yang celaka, nau’udzubillah.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبّنَا لاَتًؤَخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلىَ الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تُحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَنَا فَانْصُرْنَا عَلىَ الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبّنَا آتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ


oleh Nurfitri Hadi, M.A. Sumber

Abdullah Bin Zubeir r.a dan Kisah Syahidnya

perangMujahid 
Ketika menempuh padang pasir yang panas bagai menyala dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah yang terkenal itu, ia masih merupakan janin dalam rahim ibunya. Demikianlah telah menjadi taqdir bagi Abdullah bin Zubeir melakukan hijrah bersama Kaum Muhajirin selagi belum muncul ke alam dunia, masih tersimpan dalam perut ibunya .
Ibunya Asma, – semoga Allah ridla kepadanya dan ia jadi ridla kepada Allah – setibanya di Quba, suatu dusun di luar kota Madinah, datanglah saat melahirkan, dan jabang bayi yang muhajir itu pun masuklah ke bumi Madinah bersamaan waktunya dengan masuknya muhajirin lainnya dari shahabat-shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasalam … !
Bayi yang pertama kali lahir pada saat hijrah itu, dibawa kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di rumahnya di Madinah, maka diciumnya kedua pipinya dan dikecupnya mulutnya, hingga yang mula pertama masuk ke rongga perut Abdullah bin Zubeir itu ialah air selera Rasulullah shallallahu alaihi i wasallam yang mulia.

Kaum Muslimin berkumpul dan beramai-ramai membawa bayi yang dalam gendongan itu berkeliling kota sambil membaca tahlil dan takbir. Latar belakangnya ialah karena tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para shahabatnya tinggal menetap di Madinah, orang- orang Yahudi merasa terpukul dan iri hati, lalu melakukan perang urat saraf terhadap Kaum Muslimin.
Mereka sebarkan berita bahwa dukun-dukun mereka telah menyihir Kaum Muslimin dan membuat mereka jadi mandul, hingga di Madinah tak seorang pun akan mempunyai bayi dari kalangan mereka… !
Maka tatkala Abdullah bin Zubeir muncul dari alam gaib, hal itu merupakan suatu kenyataan yang digunakan taqdir untuk menolak kebohongan orang-orang Yahudi di Madinah dan mematahkan tipu muslihat mereka … !
Di masa hayat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , Abdullah belum mencapai usia dewasa. Tetapi lingkungan hidup dan hubungannya yang akrab dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, telah membentuk kerangka kepahlawanan dan prinsip hidupnya, sehingga darma baktinya dalam menempuh kehidupan di dunia ini menjadi buah bibir orang dan tercatat dalam sejarah dunia. Anak kecil itu tumbuh dengan amat cepatnya dan menunjukkan hal-hal yang luar biasa dalam kegairahan, kecerdasan dan keteguhan pendirian. Masa mudanya dilaluinya tanpa noda, seorang yang suci, tekun beribadat, hidup sederhana dan perwira tidak terkira ….
Demikianlah hari-hari dan peruntungan itu dijalaninya dengan tabiatnya yang tidak berubah dan semangat yang tak pernah kendor. Ia benar-benar seorang laki-laki yang mengenal tujuannya dan menempuhnya dengan kemauan yang keras membaja dan keimanan teguh luar biasa….
Sewaktu pembebasan Afrika, Andalusia dan Konstantinopel, ia yang waktu itu belum melebihi usia tujuh belas tahun, tampak sebagai salah seorang pahlawan yang namanya terlukis sepanjang masa ….
Dalam pertempuran di Afrika sendiri, Kaum Muslimin yang jumlahnya hanya duapuluh ribu tentara, pernah menghadapi musuh yang berkekuatan sebanyak seratus duapuluh ribu orang.
Pertempuran berkecamuk, dan pihak Islam terancam bahaya besar! Abdullah bin Zubeir melayangkan pandangannya meninjau kekuatan musuh hingga segeralah diketahuinya di mana letak kekuatan mereka. Sumber kekuatan itu tidak lain dari raja Barbar yang menjadi panglima tentaranya sendiri. Tak putus-putusnya raja itu berseru terhadap tentaranya dan membangkitkan semangat mereka dengan cara istimewa yang mendorong mereka untuk menerjuni maut tanpa rasa takut ….
Abdullah maklum bahwa pasukan yang gagah perkasa ini tak mungkin ditaklukkan kecuali dengan jatunya panglima yang menakutkan ini. Tetapi betapa caranya untuk menemuinya, padahal untuk sampai kepadanya terhalang oleh tembok kukuh dari tentara musuh yang bertempur laksana angin puyuh … !
Tetapi semangat dan keberanian Ibnu Zubeir tak perlu diragukan lagi untuk selama-lamanya… ! Dipanggilnya sebagian kawan-kawannya, lalu katanya: “Lindungi punggungku dan mari menyerbu bersamaku… !” Dan tak ubah bagai anak panah lepas dari busurnya, dibelahnya barisan yang berlapis itu menuju raja musuh, dan demi sampai di hadapannya, dipukulnya sekali pukul, hingga raja itu jatuh tersungkur. Kemudian secepatnya bersama kawan-kawannya, ia mengepung tentara yang berada di sekeiiling raja dan menghancurkan mereka …,lalu dikumandangkannya Allahu Akbar… !
Demi Kaum Muslimin melihat bendera mereka berkibar di sana, yakni di tempat panglima Barbar berdiri menyampaikan perintah dan mengatur siasat, tahulah mereka bahwa kemenangan telah tercapai. Maka seolah-olah satu orang jua, mereka menyerbu ke muka, dan segala sesuatu-pun berakhir dengan keuntungan di pihak Muslimin … !
Abdullah bin Abi Sarah, panglima tentara Islam, mengetahui peranan penting yang telah diiakukan oleh Ibnu Zubeir. Maka sebagai imbalannya disuruhnya ia menyampaikan sendiri berita kemenangan itu ke Madinah terutama kepada khalifah Utsman bin Affan….
Hanya kepahlawanannya dalam medan perang bagaimana juga unggul dan luar biasanya, tetapi itu tersembunyi di balik ketekunannya dalam beribadah ….Maka orang yang mempunyai tidak hanya satu dua alasan untuk berbangga dan menyombongkan dirinya ini akan menakjubkan kita karena selalu ditemukan dalam lingkungan orang-orang shaleh dan rajin beribadat.
Maka baik derajat maupun kemudaannya, kedudukan atau harta bendanya, keberanian atau kekuatannya, semua itu tidak mampu untuk menghalangi Abdullah bin Zubeir untuk menjadi seorang laki-laki abid yang berpuasa di siang hari, bangun malam beribadat kepada Allah dengan hati yang khusu’ niat yang suci.
Pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz mengatakan kepada Ibnu Abi Mulaikah: “Cobalah ceritakan kepada kami kepribadian Abdullah bin Zubeir!” Maka ujarnya: “Demi Allah! Tak pernah kulihat Jiwa yang tersusun dalam rongga tubuhnya itu seperti jiwanya! Ia tekun melakukan shalat, dan mengakhiri segala sesuatu dengannya. … Ia ruku dan sujud sedemikian rupa, hingga karena amat lamanya, maka burung-burung gereja yang bertengger di atas bahunya atau punggungnya, menyangkanya dinding tembok atau kain yang tergantung. Dan pernah peluru meriam batu lewat antara janggut dan dadanya sementara ia shalat, tetapi demi Allah, ia tidak peduli dan tidak goncang, tidak pula memutus bacaan atau mempercepat waktu ruku nya.
Memang, berita-berita sebenamya yang diceritakan orang tentang ibadat Ibnu Zubeir, hampir merupakan dongeng. Maka di dalam shaum dan shalat, dalam menunaikan haji dan serta zakat, ketinggian cita serta kemuliaan diri dalam bertenggang di waktu malam – sepanjang hayatnya – untuk bersujud dan beribadat, dalam menahan lapar di waktu siang, – juga sepanjang usianya – untuk shaum dan jihadun nafs …, dan dalam keimanannya yang teguh kepada Allah …dalam semua itu ia adalah tokoh satu-satunya tak ada duanya .
Pada suatu kali Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ditanyai orang mengenai Ibnu Zubeir. Maka walaupun di antara kedua orang ini terdapat perselisihan paham, Ibnu Abbas berkata: “Ia adalah seorang pembaca Kitabullah, dan pengikut sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam, tekun beribadat kepada-Nya dan shaum di siang hari karena takut kepada-Nya.. ·
Seorang putera dari pembela Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan ibunya ialah Asma puteri Shiddiq, sementara mak-tuanya ialah Khadijah istri dari Rasululiah shallallahu alaihi wasallam. Maka tak ada seorang pun sedang membicarakan khalifah yang telah pergi berlalu bernama Utsman bin Affan radhiyallahu anhu, tanpa mengindahkan tata-tertib kesopanan dan tidak didasari oleh kesadaran, mereka dicelanya, katanya: “Demi Allah, aku tak sudi meminta bantuan dalam menghadapi musuhku kepada orang-orang yang membenci Utsman “~ Pada saat itu ia sangat memerlukan bantuan, tak ubah bagai seorang yang tenggelam membutuhkan pertolongan, tetap uluran tangan orang tersebut ditolaknya Keterbukaannya terhadap diri pribadi serta kesetiaannya terhadap aqidah dan prinsipnya, menyebabkannya tidak peduli kehilangan duaratus orang pemanah termahir yang Agama mereka tidak dipercayai dan berkenan di hatinya! Padahal waktu itu ia sedang berada dalam peperangan yang akan menentukan hidup matinya, dan kemungkinan besar akan berubah arah, seandainya pemanah-pemanah ahli itu tetap berada di sampingnya.,,.!
Kemudian pembangkangannya terhadap Muawiyah dan puteranya Yazid sungguh-sungguh merupakan kepahlawanan! Menurut pandangannya, Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan itu adalah laki-laki yang terakhir kali dapat menjadi khalifah Muslimin, seandainya memang dapat … ! Pandangannya ini memang beralasan, karena dalam soal apa pun juga, Yazid tidak becus! Tidak satu pun kebaikan dapat menghapus dosa-dosanya yang diceritakan sejarah kepada kita, maka betapa Ibnu Zubeir akan mau baiat kepadanya, ?
Kata-kata penolakannya terhadap Muawiyah selagi ia masih hidup amat keras dan tegas. Dan apa pula katanya kepada Yazid yang telah naik menjadi khalifah dan mengirim utusannya kepada Ibnu Zubeir mengancamnya dengan nasib jelek apabila ia tidak membaiat pada Yazid … ? Ketika itu Ibnu Zubeir memberikan jawabannya: “Kapan pun, aku tidak akan baiat kepada si pemabok … !” kemudian katanya berpantun : “Terhadap hal bathil tiada tempat berlunak lembut kecuali bila geraham dapat mengunyah batu menjadi lembut “.
Ibnu Zubeir tetap menjadi Amirul Muminin dengan mengambil Mekah al-Mukarramah sebagai ibu kota pemerintahan dan membentangkan kekuasaannya terhadap Hijaz, Yaman, Bashrah, Kufah, Khurasan dan seluruh Syria kecuali Damsyik, setelah ia mendapat baiat dari seluruh warga kota-kota daerah tersebut di atas.
Tetapi orang-orang Banu Umaiyah tidak senang diam dan berhati puas sebelum menjatuhkannya, maka mereka melancarkan serangan yang bertubi-tubi, yang sebagian besar di antaranya berakhir dengan kekalahan dan kegagalan. Hingga akhirnya datanglah masa pemerilitahan Abdul Malik bin Marwan yang untuk menyerang Abdullah di Mekah itu memilih salah seorang anak manusia yang paling celaka dan paling merajalela dengan kekejaman dan kebuasannya … ! Itulah dia Hajjaj ats-Tsaqafi, yang mengenai pribadinya, Umar bin Abdul Aziz, Imam yang adil itu pernah berkata: “Andainya setiap ummat datang dengan membawa kesalahan masing-masing, sedang kami hanya datang dengan kesalahan Hajjaj seorang saja, maka akan lebih berat lagi kesalahan kami dari mereka semua… !”
Dengan mengerahkan anak buah dan orang-orang upahannya, Hajjaj datang memerangi Mekah ibukota Ibnu Zubeir. Dikepungnya kota itu serta penduduknya, selama lebih kurang enam bulan dan dihalanginya mereka mendapat makanan dan air, dengan harapan agar mereka meninggalkan Ibnu Zubeir sebatang kara, tanpa tentara dan sanak saudara. Dan karena tekanan bahaya kelaparan itu banyaklah yang menyerahkan diri, hingga Ibnu Zubeir mendapatkan dirinya tidak berteman atau kira-kira demikian ….
Dan walaupun kesempatan untuk meloloskan diri dan menyelamatkan nyawanya masih terbuka, tetapi Ibnu Zubeir memutuskan akan memikul tanggung jawabnya sampai titik terakhir. Maka ia terus menghadapi serangan tentara Hajjaj itu dengan keberanian yang tak dapat dilukiskan, padahal ketika itu usianya telah mencapai tujuh puluh tahun Dan tidaklah dapat kita melihat gambaran sesungguhnya dari pendirian yang luar biasa ini, kecuali jika kita mendengar percakapan yang berlangsung antara Abdullah dengan ibunya yang agung dan mulia itu, Asma binti Abu Bakar, yakni di saat-saat yang akhir dari kehidupannya. Ditemuinya ibunya itu dan dipaparkannya di hadapannya suasana ketika itu secara terperinci, begitupun mengenai akhir kesudahan yang sudah nyata tak dapat dielakkan lagi ….
Kata Asma kepadanya: “Anakku, engkau tentu lebih tahu tentang dirimu! Apabila menurut keyakinanmu, engkau berada di jalan yang benar dan berseru untuk mencapai kebenaran itu, maka shabar dan tawakallah dalam melaksanakan tugas itu sampai titik darah penghabisan. Tiada kata menyerah dalam kamus perjuangan melawan kebuasan budak-budak Bani Umaiyah … ! Tetapi kalau menurut pikiranmu, engkau hanya mengharapkan dunia, maka engkau adalah seburuk-buruk hamba, engkau celakakan dirimu sendiri serta orang-orang yang tewas bersamamu!”
Ujar Abdullah: “Demi Allah, wahai bunda! Tidaklah ananda mengharapkan dunia atau ingin hendak mendapatkannya… ! Dan sekali-kali tidaklah anakanda berlaku aniaya dalam hukum Allah, berbuat curang atau melanggar batas … !”
Kata Asma pula: – Aku memohon kepada Allah semoga ketabahan hatiku menjadi kebaikan bagi dirimu, baik engkau mendahuluiku menghadap Allah maupun aku. Ya Allah, semoga ibadahnya sepanjang malam, shaum sepanjang siang dan bakti kepada kedua orang tuanya, Engkau terima disertai cucuran Rahmat-Mu. Ya Allah, aku serahkan segala sesuatu tentang dirinya kepada kekuasaan-Mu, dan aku rela menerima keputusan-Mu. Ya Allah berilah aku pahala atas segala perbuatan Abdullah bin Zubeir ini, pahalanya orang-orang yang shabar dan bersyukur … !”
Kemudian mereka pun berpelukan menyatakan perpisahan dan selamat tinggal.. Dan beberapa saat kemudian, Abdullah bin Zubeir terlibat dalam pertempuran sengit yang tak seimbang, hingga syahid agung itu akhirnya menerima pukulan maut yang menewaskannya. Peristiwa itu menjadikan Hajjaj kuasa Abdul Malik bin Marwan berkesempatan melaksanakan kebuasan dan dendam kesumatnya, hingga tak ada jenis kebiadaban yang lebih keji kecuali dengan menyalib tubuh syahid suci yang telah beku dan kaku itu.
Bundanya, wanita tua yang ketika itu telah berusia sembilan puluh tujuh tahun, berdiri memperhatikan puteranya yang disalib. Dan bagaikan sebuah gunung yang tinggi, ia tegak menghadap ke arahnya tanpa bergerak. Sementara itu Hajjaj datang menghampirinya dengan lemah lembut dan berhina diri, katanya: “Wahai ibu, Amirui Muminin Abdulmalik bin Marwan memberiku wasiat agar memperlakukan ibu dengan balk … !” “Maka adakah kiranya keperluan ibu ?. Bagaikan berteriak dengan suara berwibawa wanita itu berkata: “Aku ini bukanlah ibumu … ! Aku adalah ibu dari orang yang disalib pada tiang karapan ..!
Tiada sesuatu pun yang kuperlukan daripadamu. Hanya aku akan menyampaikan kepadamu sebuah Hadits yang kudengar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sabdanya:
“Akan muncul dari Tsaqif seorang pembohong dan seorang durjana …! Adapun si pembohong telah sama-sama kita hetahui ….!Adapun si durjana, sepengetahuanku hanyalah kamu ”
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu datang menghiburnya dan mengajak- nya bershabar. Maka jawabnya: — “Kenapa pula aku tidak akan shahar, padahal kepala Yahya bin Zakaria sendiri telah diserahkan kepada salah seorang durjana dari durjana-durjana Bani Israil !”.
Oh, alangkah agungnya anda, wahai puteri Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu anhu … ! Memang, adakah lagi kata-kata yang lebih tepat diucapkan selain itu kepada (,rang-orang yang telah memisahkan kepala Ibnu Zubeir dari tubuhnya sebelum mereka menyalibnya !
Tidak salah! Seandainya kepala Ibnu Zubeir telah diberikan sebagai hadiah bagi Hajjaj dan Abdul Malik, maka kepala Nabi yang mulia yakni Yahya alaihissalam dulu juga telah diberikan sebagai hadiah bagi Salome, seorang wanita yang durjana dan hina dari Bani Israil … ! Sungguh, suatu tamsil yang tepat dan kata-kata yang jitu … !
Kemudian mungkinkah kiranya bagi Ahdullah bin Zubeir akan melanjutkan hidupnya di bawah tingkat yang amat tinggi dari keluhuran, keutamaan dan kepahlawanan ini, sedang yang menyusukannya ialah wanita yang demikian corak bentuk-nya .
Salam kiranya terlimpah atas Abdullah … ! Dan kiranya terlimpah pula atas Asma…!
Salam bagi kedua mereka di lingkungan syuhada yang tidak pernah fana… !
Dan di lingkungan orang-orang utama lagi bertaqwa. 

(kh) suaramedia.com

Istri Yang Sholehah

 
Hari itu merupakan hari bahagiaku, alhamdulillah. Aku telah menyempurnakan separo dienku: menikah. Aku benar-benar bahagia sehingga tak lupa setiap sepertiga malam terakhir aku mengucap puji syukur kepada-Nya.
Hari demi hari pun aku lalui dengan kebahagiaan bersama istri tercintaku. Aku tidak menyangka, begitu sayangnya Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadaku dengan memberikan seorang pendamping yang setiap waktu selalu mengingatkanku ketika aku lalai kepada-Nya. Wajahnya yang tertutup cadar, menambah hatiku tenang.
Yang lebih bersyukur lagi, hatiku terasa tenteram ketika harus meninggalkan istri untuk bekerja. Saat pergi dan pulang kerja, senyuman indahnya selalu menyambutku sebelum aku berucap salam. Bahkan, sampai saat ini aku belum bisa mendahului ucapan salamnya karena selalu terdahului olehnya. Subhanallah.
Wida, begitulah nama istri shalihahku. Usianya lebih tua dua tahun dari aku. Sekalipun usianya lebih tua, dia belum pernah berkata lebih keras daripada perkataanku. Setiap yang aku perintahkan, selalu dituruti dengan senyuman indahnya.
Sempat aku mencobanya memerintah berbohong dengan mengatakan kalau nanti ada yang mencariku, katakanlah aku tidak ada. Mendengar itu, istriku langsung menangis dan memelukku seraya berujar, “Apakah Aa’ (Kakanda) tega membiarkan aku berada di neraka karena perbuatan ini?”
Aku pun tersenyum, lalu kukatakan bahwa itu hanya ingin mencoba keimanannya. Mendengar itu, langsung saja aku mendapat cubitan kecil darinya dan kami pun tertawa.
Sungguh, ini adalah kebahagiaan yang teramat sangat sehingga jika aku harus menggambarkanya, aku tak akan bisa. Dan sangat benar apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dunia hanyalah kesenangan sementara dan tidak ada kesenangan dunia yang lebih baik daripada istri shalihah.” (Riwayat An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Hari terus berganti dan tak terasa usia pernikahanku sudah lima bulan. Masya Allah.
Suatu malam istriku menangis tersedu-sedu, sehingga membangunkanku yang tengah tertidur. Merasa heran, aku pun bertanya kenapa dia menangis malam-malam begini.
Istriku hanya diam tertunduk dan masih dalam isakan tangisnya. Aku peluk erat dan aku belai rambutnya yang hitam pekat. Aku coba bertanya sekali lagi, apa penyebabnya? Setahuku, istriku cuma menangis ketika dalam keadaan shalat malam, tidak seperti malam itu.
Akhirnya, dengan berat hati istriku menceritakan penyebabnya. Astaghfirullah… alhamdulillah, aku terperanjat dan juga bahagia mendengar alasannya menangis. Istriku bilang, dia sedang hamil tiga bulan dan malam itu lagi mengidam. Dia ingin makan mie ayam kesukaanya tapi takut aku marah jika permohonannya itu diutarakan. Terlebih malam-malam begini, dia tidak mau merepotkanku.
Demi istri tersayang, malam itu aku bergegas meluncur mencari mie ayam kesukaannya. Alhamdulillah, walau memerlukan waktu yang lama dan harus mengiba kepada tukang mie (karena sudah tutup), akhirnya aku pun mendapatkannya.
Awalnya, tukang mie enggan memenuhi permintaanku. Namun setelah aku ceritakan apa yang terjadi, tukang mie itu pun tersenyum dan langsung menuju dapurnya. Tak lama kemudian memberikan bingkisan kecil berisi mie ayam permintaan istriku.
Ketika aku hendak membayar, dengan santun tukang mie tersebut berujar, “Nak, simpanlah uang itu buat anakmu kelak karena malam ini bapak merasa bahagia bisa menolong kamu. Sungguh pembalasan Allah lebih aku utamakan.”
Aku terenyuh. Begitu ikhlasnya si penjual mie itu. Setelah mengucapkan syukur dan tak lupa berterima kasih, aku pamit. Aku lihat senyumannya mengantar kepergianku.
“Alhamdulillah,” kata istriku ketika aku ceritakan begitu baiknya tukang mie itu. “Allah begitu sayang kepada kita dan ini harus kita syukuri, sungguh Allah akan menggantinya dengan pahala berlipat apa yang kita dan bapak itu lakukan malam ini,” katanya. Aku pun mengaminkannya.

Fir’aun Yang Menyiksa Isterinya, Asiyah

 piramida

Orang-orang yang bertaqwa dan menyembunyikan ketaqwaannya dikalangan ummat ini jumlahnya tidaklah sedikit, baik dewasa maupun anak-anak, laki-laki atau perempuan. Diantara mereka adalah Asiyah Binti Mazahim, istri Fir’aun. Dialah yang dimuliakan oleh Alah Ta’ala di dalam Al Qur’an. Allah berfirman :




“ Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata; “ Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi –Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim (QS At-Tahriim : 11)
Yahya bin Salam berkata,” Adapun firman Allah “Allah membuat istri dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir (QS AT Tahrim :10) adalah perumpamaan yang disebutkan Allah sebagai teguran terhadap Aisyah dan Hafsah ketika mereka berselisih dengan Rasul SAW, dimana mereka’berunjuk rasa’ kepada beliau. Lalu Allah membuat perumpamaan juga kepada mereka berdua tentang Istri Fir’aun dan Maryam binti Imran, sebagai motivasi untuk berpegang teguh dalam ketaatan dan konsekuen terhadap agamanya .

Ada juga yang mengatakan” Ini adalah dorongan bagi kaum mukminin agar senantiasa bersabar ketika ditimpa cobaan. Yakni jagalah kesabaranmu ketika mendapatkan cobaan yang ternyata lebih lemah daripada kesabaran istri Fir’aun ketika dia mendapatkan tekanan dari Fir’aun. Dimana pada waktu itu Asiyah beriman apa yang dibawa Musa. Ada yang berpendapat bahwasanya dia adalah bibi Musa yang beriman kepadanya.

Abul Aliyah berkata,” Fir’aun mengetahui keimanan istrinya, lalu dia keluar di hadapan khalayak ramai seraya berkata,’ Apakah yang kalian ketahui tentang Asiyah binti Mazahim? Mereka memujinya . Maka Fir’aun berkata kepada mereka , “ sesungguhnya dia menyembah Tuhan selain aku. “ mereka bertanya kepadanya (Jika demikian) bunuhlah dia.” Kemudian dibuatkan untuknya tiang. Setelah itu tangan dan kakinya diikat .

Diapun berkata,” Ya tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah disisiMu dalam surga. “ Hal itu bersamaan dengan kehadiran Fir’aun di tempat penyiksaan itu. Maka dia (asiyah) tertawa ketika melihat rumahnya di surga. Fir’aun berkomentar.,”Apakah kalian tidak merasa heran dengan kegilaannya. Kita menyiksanya, namun dia tertawa.” Setelah itu keluarlah ruhnya dari jasadnya.
Salman Al farisy berkata sebagaimana diriwayatkan Usman Al Hindy,” Awalnya dia disiksa dengan panasnya matahari. Ketika sinar matahari menyengatnya, para malaikat melindungi dengan sayap-sayapnya.” Dikatakan bahwasanya dikatakan kedua tangan serta kakinya ditancapkan di bawah sinar matahari, sedangkan punggungnya dikenakan rantai yang melingkar. Lalu allah memperlihatkan kepadanya hingga ia melihat tempatnya di surga.” Hasan berkata,” bahwasanya tempatnya terbuat dari mutiara,” tatkala ia berkata,” selamatkanlah aku. “ Lalu Allah menyelamatkannya dengan sebaik-baik penyelamatan. Lalu dia mengangkat ruhnya ke surga. Disana dia makan, minum dan bersenang-senang.

Inilah sosok wanita beriman. Dia hidup di bawah kekuasan Fir’aun dengan berbagai macam cara bahaya. Sementara suaminya adalah manusia paling kafir kepada Allah, Tuhan sekalian alam. Ketika itu Fir’aun telah mengakui dirinya sebagai Tuhan serta dzat yang patut disembah sebagai sekutu Allah. Namun Asiyah tidak tunduk pada keadaan yang demikian, bahkan dia menyerahkan segalanya kepada Allah, baik ketika susah maupun senang. Memohon kepada Allah dengan berdo’a untuk diselamatkan dari Fir’aun dan perbuatannya, baik kekufuran, kezaliman dan kecongkakannya. Sebagaimana dia memohon keselamatan dari kaum yang zhalim, yakni orang-orang qibti penduduk mesir. Respon terhadap permohonannya tidaklah terlambat. Allah telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi. Dia telah membangun istana untuknya di surga.!!

sumber

Azab Meninggalkan Shalat 5 Waktu

 Apakah sahabat termasuk orang yang sering meninggalkan shalat 5 waktu? Kalau begitu perlu sahabat simak azab-azab bagi orang yang meninggalkan kewajiban shalat 5 waktu berikut ini :

5 AZAB YANG DITIMPAKAN DI DUNIA

1. Akan dicabut keberkahan umurnya
2. Ciri-ciri ke shalehannya akan di cabut dari wajahnya
3. Setiap amal yang dilakukannya tidak akan di beri pahala oleh Allah SWT.
4. Doanya tidak akan diangkat ke langit
5. Tidak mendapat bagian dari do’a-do’anya orang yang shaleh

3 AZAB KETIKA AKAN MATI

1. Ia akan mati dalam keadaan hina (su’ul khotimah)
2. Ia akan mati dalam keadaan lapar
3. Ia akan mati dalam keadaan haus, walaupun di beri air minum tidak akan menghilangkan rasa hausnya

3 AZAB DI DALAM KUBUR

1. Kubur akan menjepitnya hingga tulang rusuknya bersilangan
2. Akan dinyalakan api didalam kuburnya, dan ia akan bergulingan diatasnya siang dan malam
3. Allah akan memasukan ular dalam kuburnya. Ular itu yang bernama Sijaul Aqra dan ular itu akan memukulnya sampai hari Qiamat dan setiap pukulan Ular itu, ia akan ditenggelamkan ke dalam kuburnya 70 hasta.

3 AZAB KETIKA HARI KIAMAT

1. Hisabnya sangat keras
2. Allah akan memarahinya
3. Masuk kedalam neraka jahanam

MARI KITA SHALAT !!!! MARI KITA MENUJU KEMENANGAN !!!!

Copyright @ 2013 Rohis Al Izzah

Template by Templateism