YUK, KURANGI KEMISKINAN DENGAN ZAKAT!

Teman-teman sudah tahu kan apa itu zakat?. Yap, zakat yang secara harfiah berarti tumbuh, berkembang mensucikan atau membersihkan merupakan salah satu dari lima rukun islam yaitu rukun islam ketiga. Sedangkan secara terminologi, zakat merupakan suatu kegiatan memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah tertentu, untuk orang tertentu sebagaimana telah ditentukan.

Zakat dibedakan menjadi dua yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan seseorang ketika memasuki bulan Ramadhan sampai sebelum sholat ied. Sedangkan zakat mal adalah zakat yang wajib dikeluarkan dari hasil kekayan dimana telah ditentukan perhitungannya dalam islam.

Menjadi kaya adalah impian bagi setiap orang. Siapa sih yang tidak ingin memiliki banyak uang, mobil dan rumah mewah?. Kalian semua pasti menginginkan hal itu. Namun dari sekian banyak harta tersebut terdapat sebagian yang kotor alias harta yang bukan hak kalian. Dalam islam, harta dibedakan menjadi dua yaitu harta bersih dan harta kotor. Harta bersih adalah harta yang dimiliki oleh orang dimana jumlah harta yang dimiliki kurang dari 90 gram emas atau senilai dengan Rp. 45.000.000 pertahunnya. Sedangkan harta kotor merupakan 2,5% dari harta seseorang atau satu keluarga yang jumlah pertahunnya mencapai lebih dari 90 gram emas. Harta kotor inilah yang wajib dikeluarkan seseorang untuk berzakat.

Kenapa harus berzakat?. Kita umat muslim diwajibkan untuk berzakat bukan hanya semata-mata perintah dari Allah, melainkan ada suatu hal yang sangat berarti bagi hidup kita dengan adanya zakat. Bagaimana tidak?, zakat membersihkan kita dari harta yang kotor agar Allah senantiasa melimpahkan rizkinya secara terus-menerus. Sebagaimana dalam Al-Quran telah disebutkan bahwa akan dibalas 10 kali lipat bagi umat muslim yang mengeluarkan hartanya untuk orang lain. Tapi jangan pernah berfikir jika Allah akan melipat gandakan dalam bentuk uang tunai. Harta kita akan dilipat gandakan dalam berbagai bentuk bisa uang, kesehatan ataupun keluarga yang sakinah.
Selain bermanfaat bagi diri sendiri, zakat juga bermanfaat bagi orang lain yang dizakati. Namun jika mengeluarkan zakat jangan sampai salah sasaran. Yang dimaksud salah sasaran adalah memberi zakat pada banyak orang yang alhasil akan mubadzir. Setiap orang akan mendapatkan nominal yang cukup sedikit. Misal kita memiliki harta Rp. 1.000.000.000 maka wajib zakat sebesar Rp. 25.000.000 dan akan dibagikan kepada 100 orang, jadi tiap orangnya mendapat uang sebesar Rp. 250.000. Hal ini pastinya akan keluar dari arti zakat mal untuk merubah hidup seseorang bahwasannya uang sebesar itu akan habis 2-3 hari. Lalu bagaimana yang benar?

Hal yang harus selalu kita ingat, zakat mal bertujuan untuk merubah hidup seseorang. Maka yang harus kita lakukan adalah memberi sebagian harta kepada satu orang saja. Apabila Rp. 25.000.000 diberikan kepada satu orang, kita harus membimbingnya berwirausaha agar kehidupan orang tersebut berubah. Jika kita dapat merubah orang miskin menjadi kaya pastinya rasa puas dan arti hidup dapat kita nikmati. Dalam setahun kita dapat merubah satu orang, dalam 10 tahun kedepan kita akan merubah 10 orang. Belum lagi keluarga dari orang-orang yang kita ubah akan menceritakan jasa-jasa kita pada anak cucunya hingga mereka selalu mendoakan walaupun kita sudah tiada.


Selain bahagia dunia akhirat tentunya juga kita berjasa dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Coba renungkan, untuk apa Islam mewajibkan manusia untuk berzakat?. Seharusnya sebagai umat Islam, kita tidak lagi mengeluh tentang kemiskinan karena Allah telah memberikan solusinya. Semua itu kembali pada diri kita masing-masing apakah sudah benar kita beribadah?, apakah sudah tepat sasaran kita berzakat?. Jadi sobat muslim yang dirahmati Allah, marilah kita yang diberikan rizqi lebih oleh Allah untuk selalu membantu para saudara-saudara muslim dalam tanda kutip kurang mampu. Untuk apa Allah memberi kita harta yang lebih jika tidak untuk membantu saudara-saudara kita?. 

Copyright @ 2013 Rohis Al Izzah

Template by Templateism