Kali ini akan diceritakan tentang cerita betapa sakitnya saat sakaratul maut , saat menjelang ajal, saat tercabutnya roh dari jasad manusia. Adalah Nabi Idris yang pernah menyampaikan hal ini dan diwariskan beritanya. Dengan izin Allah SWT, akhirnya Nabi Idris dapat merasakan betapa sakitnya sakaratul maut. Ia mengibaratkan sakitnya kayak hewan yang dikuliti hidup-hidup. Nabi Idris as Suatu ketika Nabi Idris telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail. Kemudian Beliau bertanya,"Hai Malaikat Izrail, kedatanganmu ini untuk mencabut nyawa atau berkunjung." Lalu Malaikat Izrail menjawab bahwa kedatangannya itu untuk berkunjung dengan izin Allah.
Setelah mendengar jawaban Malaikat Izrail, Nabi Idris mengatakan, "Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan denganmu." "Kepentingan apa itu?" kata Malaikat Izrail. Setelah sejenak menghela napas, Nadi Idris pun menjawab, "kepentinganku
denganmu adalah supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah
menghidupkan kembali agar aku dapat lebih giat beribadah kepada Allah
setelah aku merasakan sakaratul maut. " Malaikat Izrail keheranan mendengar permintaan Nabi Idris. Tapi Allah memberi wahyu kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris. Seketika itu juga Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris asPedihnya Sakaratul Maut. Setelah
menjalankan tugasnya itu Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi
Idris sambil memohon kepada Allah untuk menghidupkan kembali Nabi Idris
asKemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka Nabi Idris pun hidup kembali.Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris as "Hai Saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut itu? " Nabi Idris as menjawab, "Sesungguhnya
rasa sakaratulmaut itu saya umpamakan binatang yang hidup dilepas
kulitnya dalam kondisi hidup-hidup dan begitulah rasanya sakaratul maut
bahkan lebih seribu kali sakit." Kata Malaikat Maut, "Secara halus dan berhati-hati aku mencabut nyawa yang seperti itu selama-lamanya. " Itulah sahabatku sekelumit kisah tentang pedihnya sakaratul maut. Seorang Nabi pun juga merasakan hal yang sama dan terasa sangat pedih kala nyawa terlepas dari badan. semogo
sedikit kisah di atas bisa sebagai pelajaran dan renungan untuk kita
semua agar selalu meningkatkan bekal sebelum nyawa terlepas. Amii.